Bagaimana memutuskan status Halal Makanan ketika Travelling - Opini Uztad Saif-ur-Rahman

Salah satu tantangan umum yang dihadapi oleh wisatawan Muslim adalah menemukan makanan halal. Hal ini tentu bukan masalah besar, terutama di Indonesia mayoritas makanannya halal bahkan ada yang dilengkapi dengan sertifikasi halal dengan tanda logo halal dicetak pada kemasan produk, pintu masuk restaurant, menu makanan, dan lain-lain. Di Indonesia sertifikasi produk halal sangat dikenal dan dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tentunya hal ini sangat membantu meyakinkan seseorang akan kebolehan makan di tempat tersebut. Namun, beda cerita bila kita mengunjungi atau bahkan tinggal diluar negeri yang secara mayoritas non muslim.

Sumber : Dokumen Bina Wisata

Kami berharap artikel ini dapat membantu Sahabat Bina untuk mempelajari lebih lanjut tentang konsep makanan halal sehingga dapat diterapkan secara praktis bagi wisatawan Muslim dalam konteks dunia yang modern, multi agama dan multi budaya!

Perlu dicatat artikel ini merupakan opini dari Uztad Saif-ur-Rahman (Alchemy of Hippie-ness).

Berjudul What exactly is ‘Halal’?

شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ‏ ﴿2:185﴾

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang ba-til). Karena itu, barang siapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.”

“…..Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.” (Al-Baqarah 2:185)

Agama islam bukanlah agama yang menyulitkan. Faktanya, tujuan utama dari Syariah adalah untuk mengurangi kesulitan dan mengimplementasikannya dalam keyakinan, sementara juga berfungsi menjaga kesejahteraan umat manusia.

Halal adalah kata Arab yang berarti “diizinkan.” Dalam Islam, kehidupan adalah berkah yang allah berikan kepada seluruh mahkluknya. Makanan dapat dikatakan halal, jika disembelih tenggorokannya (jalur nafas dan jalur makan) dan menyebut nama serta Allah mengluarkan darahnya hingga terkuras habis.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari daging dan baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Allah hanya ingin makan yang baik untuk makhluknya dan melarang makanan yang tidak baik dengan cara menyediakan yang lebih baik sebagai alternatifnya. Kerena begitu, ketika bertanya ‘apa itu halal?’ dalam islam, jawabannya haruslah semua makanan yang aman, baik, dab sehat, disetujui oleh masyarakat secara umum walaupun ada perbedaan dalam hal kebiasaan ataupun preferensi tertentu dalam berbagai kalangan, budaya, daerah dan lainnya. (Yusuf al-Qaradawi, menjelaskan prinsip-prinsi islam berkaitan dengan halal dan haram.). Lebih lanjut,

Allah berfirman :

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ ۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ ۖ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

“ …. Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik … “ (Al – Maidah 5:4)

Panduan Mencari Makan di Luar Negeri

Hal yang umum ditanyakan kepada Ustad Yusuf al-Qaradawi ketika traveling adalah “ dimana bisa menemukan makanan yang halal?” Berikut tips yang semoga dapat membatu Sahabat Bina sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan ketika mencari makanan halal di luar negeri!

1. Ketika tertera lambang HALAL, dimiliki oleh muslim atau dioperasikan oleh orang-orang muslim.

Dari semua opsi, ketika berbicara dan mencari makanan halal dan haram tentu hal ini akan lebih mudah ketika menemukan lambang halal dari sekian banyak pilihan lainnya yang belum jelas kehalallannya. Sahabat Bina harus mempercayai pendirian bahwa makanan mereka Halal, terutama jika mereka adalah perusahaan makanan milik Muslim atau Dikelola oleh Muslim, asalkan Anda tidak melihat sesuatu yang meragukan tentang makanan yang mereka layani. Namun, sertifikasi halal semacam itu mungkin tidak lazim di banyak negara.

2. Ketika tidak terdapat lambang HALAL tetap pemiliknya menyatakan makanan tersebut HALAL.

Satu trik yang bisa digunakan adalah dengan munggunakan salam “assalammualaikum” kepada pemilik dan pekerja di rumah makan yang melayani. Jika mereka menjawab dengan timbak balik positif “wassalammualaikum”, hal ini bisa dijadikan sebagai persetujuan bahwasanya mereka adalah muslim dan tidak akan berbohong tentang makanan yang disajikan halal atau tidak halalnya makanan. Sesama muslim tidak akan berbohong tentang kehalallan makanan yang disajikan kepada sesama muslim.

3. Ketika suatu tempat rumah makanan menyediakan makan halal dan haram disatu tempat.

Situasi seperti ini merupakan hal yang sulit tapi tidak jarang ditemukan di daerah eropa, dan banyak yang menyatakan menyajikan makanan halal tetapi mereka juga menyediakan makanan lainnya seperti babi, dan makanan haram lainnya.

Menghadapi situasi seperti ini, sangatlah bergantung pada keadaan ‘Apakah ada pilihan lain terdekat yang memungkinkan?’. Sahabat bina bisa mencoba berjalan di dekat lokasi Sahabat berada, tentu jangan lupa berdoa kepada Allah untuk bisa menemukan lokasi makanan yang halal sebagai bentuk upaya menjaga keimanan. Jika Sahabat Bina bisa menemukannya, tentu patut diperjuangkan walau memerlukan usaha yang lebih untuk mendapatkan makanan yang halal. Dalam hal seperti ini sangatlah jelas makan yang halal jauh lebih baik dibandingkan dengan usaha kecil yang dikeluarkan. Tentu akan berbeda kondisinya ketika Sahabat Bina sudah berusaha namun tetap tidak mendapatkan solusi yang lebih baik daripada lokasi pertama dimana tempat tersebut menyediakan makanan halal dan haram. Jika ini terjadi, secara terpaksa karena tidak ada solusi lain Sahabat Bina bisa mempertimbangkan mengambil keputusan untuk makan ditempat tersebut.

4. Ketika tidak ada makanan Halal tersedia, Kosher bisa jadi Solusi.

Tidak adanya makanan halal merupakan masalah serius. Hal ini bukan hal baru jika Sahabat Bina pernah ke Amakeria Serikat atau tinggal di sana khususnya jika tidak banyak komunitas Muslim di daerah tersebut. Setidaknya untuk mereka yang biasa tinggal disana bisa dengan mudah menemukan makanan Kosher, dan makanan Kosher sangatalah banyak di Amerika Serikat. Proses membuat makanan Kosher lebih ketat disbanding dengan cara islam menyembelih. Disana Banyak orang yahudi tinggal , sehingga traveller muslim atau penduduk muslim bisa dengan mudah mendapatkan makanan Kosher jika tidak dapat menemukan makanan halal.

Allah berfirman :

الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ ۖ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ ۖ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi. (Al-Maidah 5:5)

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka…..” (Al-Maidah 5:5

5. Bagaimana dengan Makan SeaFood (makanan Laut).

Secara sekilas terdengar simple, sebagian besar makan seafood di Barat dimasak dengan alcohol. Makanan seafood bisa jadi alternative yang baik dibanding dengan kesulitan mencari daging halal, tetapi pastikan untuk meminta olahan masakan tanpa menggunakan alcohol.

6. Tanpa babi, tanpa minyak babi?

Hal yang umum terjadi di suatu rumah makan, khususnya diaerah asia timur, mereka salah paham tidak menggunakan babi dan tidak menggunakan minyak babi tidak serta merta menjadikannya halal. Sahabat Bina perlu tahu yang dibolehkan untuk dimakan, ditentukan oleh asal dagingnya, cara penyembelihannya, dan bagaimana cara pemotong memperlakukan hewan sembelihannya sebelum dan sesudah disembelih. Slogan Tanpa Babi, tanpa minyak babi tidak serta merta menjadikan makan halal, dan harus dihindari.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, artikel ini bukanlah perhitungan mendalam untuk memakan makanan halal ketika Sahabat Bina sedang bermusafir. Namun, artikel ini berusaha untuk menjelaskan beberapa petunjuk yang bisa menjadi bahan pertimbangan ketika memutuskan apakah aman untuk mengkonsumsi makanan tertentu. Selain itu, Sahabat Bina harus mempersiapkan diri dengan baik, misalnya dengan menggunakan Google untuk menemukan restoran halal sebelum keberangkatan sehingga memperlancar dan mempermudah wisata Sahabat Bina.

Poin akhir yang perlu diingat masing-masing dari kita secara pribadi bertanggung jawab untuk memuaskan hati nurani pribadi kita tentang apakah mengkonsumsi makanan tertentu sesuai dengan kebutuhan iman. Setiap pribadi dari kita akan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, standar apa pun yang Sahabat Bina putuskan untuk dipelihara, untuk diri sendiri dan jangan memaksakan yang lain.

Semoga travelling Sahabat Bina Menyenangka.

Amin.

Sumber : www.havehalalwilltravel.com/

Penerjemah & Editor : Achmad Kamal Badri, S.E